Widgetized Sidebar

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words.

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words.

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words.

Sabtu, 05 November 2016

PROJECT UAS














ANGGARAN PRODUKSI


Anggaran Produksi

       I.            Pengertian Anggaran Produksi 

Anggaran produksi adalah suat perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang di dalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan. Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan.
            Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu. 
            Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi meliput penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang direncanakan dan memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan. 
            Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.

    II.            Kegunaan Anggaran Produksi 

            Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk: 

o   menunjang kegiatan penjualan, 
o   menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
o   mengendalikan kegiatan produksi agar dapat meneipta harga pokok produksi yang serendah – rendahnya. 

            Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai.
1)      Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. 
2)      Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 
3)      Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin. 

            Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut : 
a)      Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b)      Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c)      Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d)     Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.


 III.            Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Produksi
            
            Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah: 
o   Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan, 
o   Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan, 
o   Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan hubungan kerja, 
o   Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan 
o   Modal kerja untuk menjalankan proses produksi


  IV.            Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi :

            Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan : 
v  Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan 
v  Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual 
v  Syarat pembayaran barang yang dijual 
v  Pemilihan saluran distribusi 
v  Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif) 
v  Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities) 
v  Fasilitas yang dimiliki perusahaan 
v  Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain. 

            Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
v  Persaingan
v  Tingkat pertumbuhan penduduk 
v  Tingkat penghasilan masyarakat 
v  Tingkat pendidikan masyarakat 
v  Tingkat penyebaran masyarakat 
v  Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat 
v  Kebijaksanaan pemerintah 
v  Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi. 

     V.            Penyusunan Anggaran Produksi 

            Dalam penyusunan anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas produksi ditentukan terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan setiap bulannya. Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap stabil. 
            
            Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi. Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit. 

            Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara faktor¬faktor produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan menghasilkan output yang baik. Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik. 

            Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai, sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur, sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya”. 

            Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana. Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:
·         Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan 
·         Merumuskan keadaan saat ini 
·         Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan 
·         Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan 
           
            Anggaran produksi  merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti anggaran bahan mentah , anggaran tenaga kerja langsung  dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehinngga hubungan antara tingkat penjualan,tingkat dan tingkat persediaan dapat digambarkan secara diagramatis seperti berikut ini:
       
  VI.            Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi                                   

ü  Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
1.      Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
2.      Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3.      Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan penggunaan fasilitas.
4.      Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5.      Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ pewrsediaan akhir – persediaan awal.
6.      Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip jelas dan informatif

ü  Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
            Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a.       Tahap perencanaan
1.      Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
2.      Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b.      Tahap pelaksanaan
1.      Menentukan kapan barang diproduksi.
2.      Menentukan dimana barang akan diproduksi
3.      Menentukan urut-urutan proses produksi 
4.      Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
5.      Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
6.      Menyusun standar produksi 
7.      Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
            Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus diproduksi adalah mudah.

            Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan diproduksi oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang akan diproduksi , terlebih diperkirakan:
·         Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses barang mentah menjadi barang jadi.
·         Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat kembali anggaran penjualan.
            Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,lamanya proes produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi perusahaan yang belum pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data historis tentang barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.
            Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang akan dihasilkan,beberapa faktor harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut berupa :
a.       Fasilitas pabrik
            Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia dalam pabrik serta selalu selalu mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas tersebut.
b.      Fasilitas pergudangan
            Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus karna sifat-sifatnya yang khusus pula.  Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan gudang untuk menyimpannya akan mengakibatkan resiko-resiko,yang tentu saja menimbulkan biaya bagi perusahaan.
c.       Stabilitas tenaga kerja
            Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan berdasarkan pada anggaran penjualan,pada bulan-bulan tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan dapat menambah buruhnya atau menambah jam kerja buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran prose produksi. Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti stabilitas kerja  diperusahaan itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.


d.      Stabilitas bahan mentah
            Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat membahayakan kelancaran proses produksi. Karna itu kebijaksanaan dalam pembelian barang mentah sangat perlu diperhatikan.
e.       Model yang digunakan

            Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus diseimbangkan dengan kemampuan financial

Jumat, 28 Oktober 2016

Anggaran Penjualan

Tujuan Dan Fungsi Anggaran Penjualan





 


        Rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian dari anggaran-anggaran lainnya. Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah :


a.    Mengurangi ketidakpastian dimasa depan
b.    Memasukkan pertimbangan / keputusan manajemen dalam proses perencanaan
c.    Memberikan informasi dalam profit planing control
d.    Untuk mempermudah pengendalian penjualan

Fungsi Anggaran Penjualan
        Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan

        Secara khusus, anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal dari semua anggaran yang lain.

        Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut    :
  1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada umumnya. Anggaran penjualan terlebih dulu disusun baru kemudian komponen-komponen anggaran lainnya, sehingga dapat menggambarkan suatu rencana anggaran komprehensip. Kemudian tahap berikutnya segara dapat menyusun anggaran produksi untuk memenuhi jumlah barang jadi yang harus segera diproduksikan untuk memenuhi target penjualan
  2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan divisi Pemasaran. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi adalah untuk memantau tugas terhadap divisi produksi supaya jangan kehabisan persediaan barang jadi dan sebaliknya anggaran produksi memantau ke bagian pembelian, sehingga terdapat keserasian dalam membentuk anggaran komprehensip.
  3. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian. Anggaran penjualan berarti penetapan target-target penjualan atas setiap anatomi organisasi pemasaran yang dilakukan oleh para penjual, pengawas penjual, dan manajer-manajer pemasaran. Pihak-pihak yang disebutkan tadi perlu diorganisasikan sesuai dengan daerah-daerah pemasaran guna mencapai target penjualan yang tertera pada anggaran penjualan.
  4. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen. Keberhasilan suatu anggaran komprehensif dalam suatu perusahaan tergantung pada keberhasilan anggaran penjualan. Sebaliknya dengan tersusunnya anggaran penjualan secara terperinci memungkinkan manajemen lebih mudah untuk menyusun anggaran lainnya adalah berpedoman pada anggaran penjualan.

Kamis, 13 Oktober 2016

Ramalan Penjualan

Pengertian Peramalan Penjualan dan  Menurut Para Ahli

Untuk menyusun anggaran penjualan, diperlukan penaksiran-penaksiran (forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah produksi yang diperkirakan akan mampu dijual beserta harga jualnya. Masing-masing penjualannya itu dikaitkan dengan jenis-jenis produk yang akan dijual dengan waktu serta tempat (daerah) penjualannya.



Permalan Penjualan
Permalan Penjualan

Peramalan penjualan adalah dasar dari anggaran penjualan, dimana pada akhirnya menjadi dasar untuk semua anggaran operasi lainnya dan sebagai dasar penyusunaan anggaran keuangan.

Pengertian Peramalan Penjualan Menurut Para Ahli


1.    Dalam buku M. Nafarin dengan judul “Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa “Peramalan penjualan adalah perkiraan penjualan pada waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdsarkan data-data yang pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi”(2000 : 24) 

2.    Sedangkan dalam  buku Welsch, Hilton dan Gordon yang diterjemahkan olehPurwatiningsih dan Maudy Warouw “Anggaran” yaitu : “Ramalan (forecast) bukan merupakan rencana; melinkan suatu pernyataan dan atau penaksiran terukur dari keadaan di masa dating tentang pokok tertentu (misalnya pendapatan penjualan) berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas.” (2000 : 148)

Dari pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa peramalan penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan datang untuk usaha atau produk perusahaan. Dimana dalam pembuatan ramalan ini dibutuhkan penaksiran-penaksiran, kususnya penaksiran mengenai jumlah produk yang diperkirakan akan mampu dijual beserta harga jualnya, yang tentunya masing-masing produk dikaitkan dengan jenis produknya yang akan dijual. Dengan demikian keakuratan peramalan penjualan akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan keseluruhan anggaran.

Teknik-Teknik Dalam Peramalan Penjualan

            Banyak alat dan cara yang digunakan untuk meramalkan penjualan, menurut sifatnya, cara atau metode untuk melakukan penaksiran atau peramalan tersebut dapat dibedakan menjadi dua dikemukakandalam buku M Munandardengan judul  “Budgeting :Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja” yaitu (1) Bersifat Kualitatif ; (2) Bersifat Kuantitatif.” (2000 : 52-82)
 
         
Adapun penjelasan dari cara atau metode untuk melakukan penaksiran atau peramalan penjualan  di atas adalah sebagai berikut:

1.    Bersifat Kualitatif

          Merupakan cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran semacam ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan hasil taksiran menjadi diragukan.

     Adapun beberapa cara penaksiran atau peramalan yang bersifat kualitatif ini adalah :
a.       Pendapat pimpinan bagian pemasaran.
b.      Pendapat para petugas penjualan.
c.       Pendapat lembaga-lembaga masyarakat.
d.      Pendapat konsumen.
e.       Pendapat para ahli yang dianggap memahami.

2.      Bersifat Kuantitatif

    Merupakan cara penaksiran yang menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka yang menggunakan berbagai metode statistik. Dengan menggunakan cara peramalan atau penaksiran yang kuantitatif semacam ini diharapkan dapat menghilangkan unsur-unsur subjektif seseorang, sehingga hasil taksirannya dapat lebih dipertanggungjawabkan. 

Namun cara ini mengandung kelemahan, yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti halnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berfikir masyarakat, struktur individu yang berbeda dan lain sebagainya.


           Berikut ini beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut :

a.   Cara yang berdasarkan dari pada data historis dari suatu variabel saja, yaitu variabel yang ditaksir itu sendiri misalnya :

1. Metode Trend Bebas (Free Hand Method)

Pada dasarnya semua metode trend menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha mengganti atau merubah garis patah-patah dalam grafik yang dibentuk oleh data historis menjadi garis yang lebih teratur bentuknya. Metode trend bebas menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis diganti atau dirubah menjadi garis lurus dengan cara bebas berdasarkan pada perusahaan dari orang yang bersangkutan. 

2. Metode Trend Setengah Rata-Rata (Semi Average Method)

Menurut metode ini, garis lurus yang dibuat sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk dari data-data historis tersebut. Data historis tersebut dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan-perhitungan statistik dan matematika trtentu, sehingga pengaruh unsure subjektif dapat dihilangkan.

3. Metode Trend Moment (Moment Method)

Metode trend ini menggunakan cara-cara perhitungan statistik dan matematika tertentu. Untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian pengaruh unsure subjektif dapat dihindarkan.

4. Metode Kuadratik (Parabolic Method)

Metode kuadratik adalah metode yang digunakan untuk membentuk garis lengkung (non linier). Dalam hal ini digunakan bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai deretan data historis yang cenderung mengarah ke bentukgaris lengkung.

5. Metode Trend Last Square (Last Square Method)

Metode trend last square hanya merupakan penyederhanaan dari metode trend moment, sehingga mempermudah perhitungan perhitungannya.

b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut.
 Cara penaksiran semacam ini misalnya :

1. Metode Regresi Tunggal 

Dimana penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi dan satu variabel bebas

   2. Regresi Ganda (Multiple Regression)

Dimana penaksirannya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi dan lebih dari satu variabel bebas.

c. Cara penaksiran yang menggunakan metode dan statistik (trend ataupun regresi) yang ditetapkan pada berbagai analisis khusus,
 seperti misalnya:

1. Analisis Industri atau Analisis Market Share

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap keadaan industri secara keseluruhan. Dengan analisis tersebut dan dapat diketahui peranan perusahaan terhadap industri.

 Dalam kaitannya dengan budget penjualan dapat diketahui perbandingan antara penjualan perusahaan dengan penjualan seluruh industri yang berada disekitarnya. 

2. Analisis Jenis-Jenis Produk Yang Dihasilkan Perusahaan (Product Line)

Analisis jenis-jenis produk diperlukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang produksi. 

3.  Analisis Pemakaian akhir Dari Produk (End Use Analisys)

Perkembangan penjualan dari perusahaan barang industri, banyak dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan yang memprosesnya lebih lanjut. Dengan metode ini diperiksa secara lebih terperinci tentang penggunaan akhir dari produk tersebut.
Perusahaan Jasa. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages